Barangkali, sebelum epilog drama semalam
selesai dibacakan. Dewagung telah menukar likat malam dengan matamu.
Wahai sinta, dewi yang memangku sembilu.
Aku ingin mengajakmu ke negri sajak
dimana tajam lampu bertemu kuda seputih do’a
dan angin enggan meninggalkan jejak kecuali isak.
Sinta yang melempar lalang ke bulan. berhentilah
menanak nasi untuk suami mu yang ragu.
atau membaca cuaca menunggui
pakaian dan mengurus lembu.
Di negeri sajak kau tak perlu mendengar burung pincang bernyanyi.
atau memakan buah dari kebun milik petani
yang menggadai anaknya.
Wahai dewi yang menjaga bulan mati, jika kau tak mau ikut
dan bersikukuh
maka kesetiaan adalah nyala api bagimu.
semoga kelak anakmu
lahir dari jantung panah yang abu.